Alat Pijat Kerik Terapi Gua Sha dari Tanduk Kerbau Rp21.000
Untuk order silahkan klik-> VIYA SHOP
*Harga dapat berubah sewaktu-waktu
-----
Tanduk kerbau sudah sejak lama digunakan cara untuk pengobatan tradisional Cina yang disebut gua sha. Gua artinya kerok atau gosok, sedangkan sha berarti kemerahan. Tidak main-main, terapi ini sudah dipraktekkan sejak 2.000 tahun silam. Bahkan dapat dikatakan Gua Sha adalah kerokan ala Cina.
Alat yang digunakan disebut sebagai papan Gua Sha yang terbuat dari tanduk kerbau. Dikerok dengan alat ini, dapat menimbulkan qi atau energi bioelektrik yang mampu melancarkan peredaran darah, menyembuhkan kelelahan, stres, termasuk beberapa penyakit kronis.
Di kawasan Mangga Dua, Jakarta Barat, terdapat satu tempat yang khusus mengajarkan terapi Gus Sha. Setiap hari ada saja orang datang untuk sekedar berobat atau berlatih menerapkan terapi Gua Sha. Bahkan beberapa bulan ini peminatnya semakin banyak.
Ilmu terapi Gua Sha sebenarnya tak jauh berbeda dengan kerokan ala jawa untuk mengatasi masuk angin. Hanya saja belum ada tempat khusus untuk mempelajarinya berikut klinik pengobatannya.
Bedanya, metode kerokan ala Jawa tidak menggunakan tanduk kerbau, melainkan benggol atau uang logam. Pengerokan dilakukan di bagian punggung sesuai dengan garis tulang belakang dan garis-garis melintang seperti tulang rusuk, setelah diolesi dengan minyak kelapa atau balsem.
Berdasarkan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Didik Tamtomo, ahli anatomi dari Universitas Sebelaas Maret Solo, Jawa Tengah, kerokan bukanlah metode ndeso yang tidak ilmiah.
Secara media, kerokan akan merangsang reaksi inflamasi dibawah kulit yang ditandai dengan munculnya bilur-bilur merah pada permukaan kulit. Reaksi ini ternyata dapta membersihkan jaringan kulit mati dan memperlebar pembuluh darah sehingga aliran daran berjalan lebih lancar.
Bahkan menurut hasil uji coba laboratorium terhadap sampel darah responden, kadar beta endorfin sebagai zat morfin yang menyebabkan kita rileks, naik secara drastis. Itu sebabnya orang yang suka kerokan biasanya ketagihan.
Kemudian kadar prostaglandin, yaitu zat yang membuat tubuh dapat merasakan sakit justru menurun, akibatnya tubuh terasa nyaman setelah dikerok.
Bahkan Didik menjamin jika kerokan tidak bakal merusak jaringan saraf kulit seperti yang dikhawatirkan. Untuk itu Didik menyarankan penggunaan minyak kelapa sebagai pelicin kerokan. Berkat hasil penelitian ini, Didik mendapat gelar Doktor pada tahun 2005.
Apa yang boleh dan tidak dilakukan saat dikerok?
- Alat pengerok harus bersih dan tumpul agar tidak melukai tubuh.
- Bagian tubuh yang paling baik untuk dikerok adalah daerah tulang belakang, kepala dan leher, karena ditempat-tempat tersebut terdapat sekitar 360 titik akupuntur utama yang berhubungan dengan organ penting.
- Jangan mengerok leher bagian depan, karena tedapat banyak sekali saraf kecil yang bisa berakibat fatal.
- Cara mengerok yang benar, dimulai dari bagian tengah tulang belakang dari atas kebawah, kemudian dibagian kanan dan kirinya secara vertikal juga. Setelah ada tiga garis vertikal, baru dilakukan kerokan menyamping di punggung mengikuti arah tulang rusuk.
- Penderita diabetes dilarang kerokan karena bila lecet atau luka akan susah sembuh.
- Demikian juga penderita penyakit kulit seperti panu, kadas, kurap tidak boleh kerokan karena dapat memperparah infeksi dan peradangan.
- Dilarang keras bertukar alat kerokan dengan orang lain. Sekecil apapun luka bisa menjadi gerbang masuk virus hepatitis C atau HIV.
("Sehat Dengan Kerokan"; tempo.co)