Ribuan Sapi Kena Wabah, Kucuran Dana Darurat Jokowi Mendesak
Pemerintah diminta segera mengucurkan dana tanggap darurat kepada peternak yang terkena dampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Pasalnya, kata Dewan Pakar Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf, saat ini sudah terjadi kematian ternak akibat PMK tersebut.
"Saat ini kondisi di lapangan itu seram, sudah kritis. Banyak panic selling, dijual murah ternaknya. Tadi saya baru rapat dengan teman peternak di Jawa Barat, mereka sudah jaga masing-masing provinsinya supaya wabah tidak masuk," kata Rochadi kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/5/2022).
"Kan ada dana tanggap darurat. Segera berikan dana tanggap darurat ke peternak. Kalau tidak, ternaknya akan dijual-jual itu. Memang, dagingnya aman dikonsumsi, tapi kalau kalau terjangkit, wabahnya akan berpindah menyerang ternak lain. Karena penularannya bisa lewat udara," lanjut Rochadi.
Perintah penguncian wilayah (lockdown), lanjut dia, menambah tantangan baru. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Menteri Pertanian melakukan lockdown zonasi untuk mencegah penyebaran wabah PMK di dalam negeri.
"(Lockdown) tentu akan mengganggu (rantai pasokan daging sapi nasional). Tapi, nggak usah jauh-jauh. Sekarang saja sudah terjadi penguncian masing-masinng wilayah. Untuk mencegah penyebaran. Sebab, begitu kena, produktivitas akan turun. Produksi susu bisa turun 20% karena sapinya nggak bisa makan nggak bisa gerak. Mereka proteksi masing-masing, karena belum ada vaksin," jelas Rochadi.
Karena itu, lanjutnya, dana tanggap darurat akan sangat membantu peternak yang terkena dampak.
"Jadi, peternak akan sembelih dini sapi yang kena lalu dibakar, dikubur. Kalau nggak, bisa dijual itu sapi-sapinya. Segera turunkan dananya. Hitungannya ya sekitar Rp20 juta untuk harga sapi dewasa atau siap potong," kata Rochadi.
Sementara itu, Ketua Umum Komite Pendayagunaan Pertanian Teguh Boediyana mengatakan, kebijakan pemerintah mencegah penyebaran PMK lebih luas sudah tepat patut diapresiasi.
"Ini penyakit, namanya virus, sama seperti Covid-19, nggak bisa ditawar. Fokus utama saat ini adalah pencegahan penyebaran. Jika tak dilakukan pencegahan dari sekarang, penyebarannya akan lebih meluas dan parah," kata Teguh" kata Teguh kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/5/2022).
Teguh menambahkan, terpantau ada sekitar 1.964 ekor sapi di Jawa Timur yang terjangkit PMK hingga saat ini,
"Dari data yang saya dapat dari laporan teman-teman lapangan sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku di Jawa Timur itu, di Sidoarjo 595 ekor, Gresik 729 ekor, Pasuruan 27 ekor, Lumajang 65 ekor, Mojokerto Kota 158 ekor, Lamongan 140 ekor, Mojokerto 250 ekor. Jumlah 1.964 ekor," kata Teguh.
Sumber: cnbcindonesia.com