Teknologi Mini Ranch Membuat Peternakan Sapi Daging Lebih Kompetitif
Sebuah mini ranch (Kandang Penggembalaan Mini) disiapkan di Kutai Kartanegara (Kukar) Propinsi Kalimantan Timur di wilayah bekas tambang. Tim Ahli program penyiapan daging sapi bagi Ibukota Negara baru, Rochadi Tawaf, yang juga Dewan Pakar Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengatakan, peletakan batu pertama mini ranch Jayatama atau kandang penggembalaan sapi mini ini menggunakan teknologi yang bisa menekan biaya produksi dan meningkatkan daya saing.
Mini Ranch adalah sebuah model pengelolaan budidaya sapi pedaging yang dilakukan di lahan penggembalaan yang telah ditingkatkan kapasitas dan kualitasnya melalui berbagai perlakuan ilmiah. Pola ini mereduksi biaya produksi sehingga produknya memiliki keunggulan komparatif.
Pemeliharaan sistem mini-ranch ini, akan semakin efisien dan ekonomis. Sebab sapi-sapi ternak bisa dilepas bebas di kawasan eks lahan tambang dan perkebunan. Selain itu, imbas pengembangan program mini-ranch akan lebih efektif sebab sedikit memerlukan tenaga kerja. Kegiatan ini, diprediksi mampu mempercepat pertumbuhan dan pertambahan ternak. Sebab pakan disiapkan dalam kawasan penggembalaan atau mini-ranch tersebut.
Mini ranch ini dibangun dari program social kemasyarakatan (CSR) PT Multi Harapan Utama (MHU) di lahan eks tambang Desa Jonggon B, Kecamatan Loa Kulu, Kukar Kaltim. Akademisi 3 Perguruan Tinggi yang terlibat dalam pengembangan mini ranch ini akan membentuk pusat studi pengembangan sapi potong di lahan pasca tambang.
Program ini dimulai oleh Yayasan Cattle and Buffalo Club Indonesia (CBCI) dan PT indovisi. Yayasan CBCI dibangun oleh alumni Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran Bandung Pencinta Sapi dan Kerbau. YCBCI didirikan untuk melakukan pembinaan pelatihan mahasiswa, Kelompok UKM CBC dan melakukan kajian riset yang berkaitan dengan peternakan.
Saat ini, Desa Jonggon Jaya dan Margahayu memiliki 5 (lima) kelompok peternak yang memelihara sapi dengan jumlah tidak kurang dari 1800 ekor, dan cenderung terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Wilayah Program Mini Ranch Jayatama dalam mendukung target pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yakni mengembangkan sapi pedaging berbasis lahan perkebunan dan lahan pascatambang. Target populasi sapi pedagingnya diharapkan mencapai 2 juta ekor.
Program Mini Ranch dijalankan dengan semangat ABG – academic, business and government – sehingga tidak saja memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, melainkan juga untuk dunia pendidikan tinggi dan pemerintahan. Mini Ranch telah digagas menjadi Laboratorium Lapangan Pengembangan Sapi Lokal Terintegrasi di Lahan Pasca Tambang oleh Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong, Universitas Mulawarman Samarinda, dan Universitas Padjadjaran Bandung.
Dengan program Mini Ranch ini diharapkan dapat membuat produksi dari sektor peternakan menjadi lebih baik lagi dan juga bisa membuat lahan-lahan bekas tambang menjadi lebih bermanfaat lagi.
Sumber: cattlebuffaloclub.peternakan.unpad.ac.id