Daging wagyu adalah jenis daging sapi yang memiliki marbling (guratan lemak) yang sangat banyak. Daging tersebut dihasilkan dari sapi-sapi asal jepang yang dikembangbiakkan secara khusus, agar lebih banyak menghasilkan sel lemak intramuskuler. Lemak tersebut akan membuat daging memiliki cita rasa lezat, tekstur yang lembut serta warna daging yang menggugah selera yaitu merah muda.
Pemerintah Jepang memiliki peraturan secara ketat dalam distribusi daging wagyu, yang dibagi berdasarkan kualitasnya. Yang boleh diperdagangkan hanya daging Wagyu jenis tertentu yaitu jenis A3-A5.
Peraturan ini pada akhirnya juga mempengaruhi harga daging wagyu A5, jenis daging yang paling dicari di seluruh dunia. Harga daging wagyu A5 memang luat biasa, yaitu mulai dari 500 sampai dengan 1.000 dollar AS atau setara dengan Rp 7 juta - Rp 14 juta.
Itu sebabnya, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Ditjen PKH menyediakan pejantan Wagyu dan mengembangkannya. Bekerjasama dengan BET Cipelang, BIB menyediakan pejantan Wagyu hasil Embrio Transfer (ET) dengan embrio impor dari Australia.
Pejantan Wagyu di BIB Lembang ini lahir pada tanggal 7 Juni 2017 dan diberi nama Wagekamichi. Tetuanya bernama WSI Okukanemichi. Sedangkan calon pejantan sapi Wagyu di BIB Lembang lahir pada tanggal 15 Oktober 2018 dan diberi nama Black Long Ford. Tetuanya bernama Longford F E0241.
Dengan indukan tersebut, BIB akan mampu menyediakan semen beku Wagyu dan mengembangkan pola pembibitan sapi Wagyu secara 'purebreed' maupun 'crossbreed' di Indonesia melalui peternak lokal. Dan dimasa yang akan datang, para peternak sapi lokal diharapkan bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dari harga daging sapi wagyu A5 yang terus meningkat ataupun dari daging kelas premium yang dihasilkan.