Beberapa saat setelah harga daging sapi di Indonesia melonjak, Presiden Jokowi mengirim utusan untuk memantau harga daging sapi di beberapa negara tetangga, antara lain Singapura dan Malaysia. Utusan tersebut kemudian memotret daging yang dijual di supermarket dan pasar tradisional yang harganya hanya Rp70 ribu hingga Rp80 ribu dan langsung melaporkannya kepada Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan data yang diterima, Jokowi langsung meminta kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk bisa menurunkan harga daging sapi mencapai Rp 80.000 per kilogram, sama seperti Singapura dan Malaysia. Demikian yang disampaikan oleh Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong.
Selain karena kurangnya pasokan, Menteri Perdagangan yakin bahwa permasalahan harga daging juga diakibatkan oleh ketidak efisienan mulai dari peternak sapi hingga kepada rantai pasok daging sapi yang sedemikian panjang sebelum sampai ke tangan ke konsumen. Jika rantai pasok ini bisa dipotong Menteri Perdagangan memastikan harga daging bisa turun menjadi Rp80 ribu.
---------------------------------------------------------------
Tanggapan PPSKI Melalui Ketua Umum Teguh Boediyana
PPSKI memiliki pendapat berbeda dengan Menteri Perdagangan. Menurut PPSKI, instruksi Presiden terkait penurunan harga daging sapi itu tak lain karena menagih janji Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Target harga daging sapi Rp80 ribu per kg adalah data yang diserahkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman kepada Presiden Jokowi, beberapa saat setelah Amran melakukan kunjungan kerja di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada kesempatan itu Amran memang sesumbar menyatakan stok sapi lokal mencukupi dan Indonesia bisa mencapai swasembada daging sapi, sehingga daging sapi bisa dijual dengan harga Rp 80.000 per kilogram.
Sedangkan mengenai murahnya harga daging sapi di Malaysia dan Singapura, PPSKI menyatakan bahwa hal tersebut bukan disebabkan oleh rantai pasok di kedua negara tersebut lebih baik dari Indonesia. Seandainya PPSKI yang ditugaskan Presiden ke Malaysia dan Singapura, PPSKI akan memberikan data yang sebenar-benarnya bahwa yang dijual di supermarket dan pasar di Malaysia bukanlah daging sapi, melainkan daging kerbau impor dari India. Daging kerbau beku asal India harganya memang murah. Tak hanya Malaysia, Indonesia juga bisa menjual daging beku dari India dengan harga yang sama, namun ada resiko yang harus ditanggung.
Cara lain yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi adalah dengan mengimpor daging sapi jenis CL 95, yang diperuntukkan bagi kebutuhan industri. Kalau itu yang menjadi pilihan, tidak perlu instruksi Presiden, karena harganya memang Rp80 ribu. Namun demikian jenis daging ini dinilai tidak cocok jika diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, karena merupakan jenis daging untuk kebutuhan manufaktur, antara lain sebagai bahan baku untuk membuat sosis.
Jika pemerintah tetap bersikeras menurunkan harga daging sapi Rp 80.000 per kilogram, dapat dipastikan 6 juta petani peternak dengan lebih dari 15 juta ekor sapi akan bangkrut karena tidak lagi bisa menutup seluruh biaya yang dikeluarkan.
Sumber :