
Saat "Zone Based" Berlaku, Peternak Sapi Lokal Tidak Bisa Lagi Mengandalkan Pemerintah !
Peralihan sistem impor sapi dari basis negara (country based) menjadi basis zona (zone based) terus menjadi perdebatan. Dengan country based, daging yang bisa diimpor hanya berasal dari negara yang statusnya sudah bebas dari PMK. Sedangkan dengan sistem zone based, impor daging bisa berasal dari negara mana saja termasuk yang statusnya belum bebas PMK. Itu sebabnya zone based penuh resiko.
Demikian yang dikatakan oleh Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Rochadi Tawaf. Daging yang diimpor berdasarkan aturan zone based tidak bisa dipastikan benar-benar sehat. Salah satu yang paling dikhawatirkan adalah virus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terbawa oleh daging sapi impor tersebut. Ditambah lagi hingga saat ini Indonesia belum memiliki sistem kesehatan hewan nasional yang mampu mengontrol kesehatan hewan ternak, termasuk soal impor ini.
Jika zona based tetap dijalankan, ada 2 hal yang akan terjadi yaitu :
- Peternak harus melindungi dirinya sendiri; karena tidak bisa lagi mengandalkan pemerintah terkait vaksin, pengecekan laboratorium, dan dana tanggap darurat.
- Akan terjadi penurunan penyerapan daging sapi lokal. Untuk saat ini saja pemotongan sapi lokal di Jabodetabek sudah terjadi penurunan antara 30% -50%.
Untuk manyiasati dampak pemberlakuan zone based, PPSKI akan menggunakan strategi good farming practices, yaitu mendorong cara beternak yang baik dan benar. Semoga peternak lokal bisa bertahan......
Sumber: kontan.co.id